Wah… gayung bersambut nih, langsung saja kenalan.Sejak saat itulah aku dekat dengan Fei. “Hei… kenapa.. Bokep Tante Badanku pun kuangkat sedikit dengan siku kiriku sementara tangan kananku mulai mengobok-obok buah dadanya, begitu lembut dan kenyal. Tampak seluruh pahanya yang putih halus mulus itu dan yang membuat celanaku tiba-tiba sesak tampak selangkangan yang dibalut CD warna biru langit itu. “Kenapa…?” tanyaku berbisik. Fei hanya tersenyum dan kemudian dengan membelakangiku, ia menungging mengambil tongkat pel itu.Walah, daster yang tingginya sepaha itu bagian belakangnya terangkat ke atas. Ia ternyata jago menghisap batang kemaluanku.Sambil menghisap, sesekali dimain-mainkan lidahnya seperti anak kecil memainkan es krim. “Uuhh… enak…” diturunkannya CD-ku dan dikocoknya terus batang kemaluanku.Saking enaknya sampai seluruh otot tubuhku mengejang,“Teruss… terusss”, kulepaskan tautan bibirnya,
“Aahh… ahhh… Feiii.. “Agak-agak pedih sih…” ringisnya.Aku mulai beraksi. Wah… berani tidak ya, hatiku bertanya-tanya.
>