“Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja. Kugesekkan jari telunjukku ke bibir vaginanya yang sudah basah. Bokepindo Kami pun meneruskan menonton film dan hanya menonton. Kedua tanganku pun terus memainkan kedua puting payudaranya, sambil sesekali meremasnya dan menjilatnya. Sampai-sampai teman-temanku sering berkata kalau nafsu seksnya pun pasti besar. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya. Kulanjutkan jilatan-jilatanku di puting payudaranya, tangan kiriku memainkan puting yang satu lagi, sedangkan tangan kananku menggesek-gesek vaginanya dari luar celana dalam. Semakin lama posisi duduknya makin bergeser dan kini dia tiduran dengan kepalanya berada di atas pahaku. Vaginanya berwarna coklat dan kedua bibir vaginanya begitu rapat seolah tidak ada lubang di sana. Kulepaskan kedua tangan yang menutupinya dan langsung kugesek-gesekkan penisku ke vaginanya. “Pelan-pelan ya,” jawabnya dengan nafas terengah-engah. “emmmh…emhhh,” suaranya mendesah sambil tangannya memegang tanganku. Perlahan-lahan kumasukkan tanganku ke dalam kaosnya dan meremas payudaranya langsung.
