katanya melenguh.Kujilati payudaranya, ia melenguh. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis.Mengapa kancing baju cuma tujuh?Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagianlengan, kalau belum cukup kancing Bapakbapak disebelahku juga bisa. Film Porno Pijitan turun ke perut. Ia malah melengos. katanya.Halo..? Bodoh amat. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.Siapa Mbak..? Ah sial. Tetapi tidak lama, suara pletakpletokterdengar semakin nyaring. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuiltempat duduk.Terima kasih, ujarnya ringan.Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkanlagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang meliriklehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehinggaterlihat garis bukitnya.Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Si Junior melemah.Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Iamenyenggol kepala juniorku. Kakikusandarkan di tembok yang membuat ia bebasberlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.Inilah kesempatan itu.




















