terussin.. Mas..”Wah saya dipanggil “Mas”, tapi tidak apa deh, dengan senyum lagi saya jawab,“Dimana..”Dengan sedikit basa-basi akhirnya saya perkenalkan diri saya dan saya ajak makan bersama, kebenaran saya sedang lapar, eh dia juga mau. Bokep Arab ahh..” tangan saya terus meremas-remas rambutnya yang terurai bebas lepas seperti nafsu manusia bila lepas kendali. Sambil menikmati makanan, saya banyak diam sebab saya takut, jangan-jangan saya dijebak oleh sesuatu yang saya tidak tahu kemudian saya diperas.Pikiran tersebut selalu menghantui saya. ahh.. Sepuluh menit berlalu kami saling cengkram, saling gigit, saling goyang, dan seterusnya akhirnya saya berinisiatif untuk di bawah agar kenikmatan ada pada wanita. Saya hanya tersenyum penuh arti. saya.. Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Puncak dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini beberapa tahun yang lalu.Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini


















