kan bisa besok..”“Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagi-pagi”Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.“Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!”
*****
Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku. Tok..” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.“Masuk!” teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Bokeb Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.“Ahh.. berarti sekarang udah terangsang dong”Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.“Jangan-jangan dia lagi memancing gue nih..” pikirku dalam hati.“Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo?” tanyaku iseng.“Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?”“Gue cium loe ntar” kataku memberanikan diri.Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah


















