Ah segar. Bokep Mama Aq duduk di tepi dipan. Lalu pindah ke pangkal paha. Aq harus memulai. “Ya.”Lalu aq menuju ruang yg kemarin. Pintu salon kubuka.“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon,
“Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”
“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.Aq dibimbing ke sebuah ruangan. Wajahku mulai panas. Atau mau gunting? Aq tahu di mana ruangannya. Tdk apalah hari ini tdk ketemu. Aq masih mematung. Ah sial. Hap. “Ya.”Lalu aq menuju ruang yg kemarin. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Hanya suara kebetan majalah yg kubuka cepat yg terdengar selebihnya musik lembut yg mengalun dari speaker yg ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Suara itu lagi. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Tapi ia dingin sekali. Pasti terburu-buru. Makin lama makin jelas. Aq masih mematung. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Mobil bergerak pelan, aq masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana arah wanita yg berkeringat di lehernya itu.
