Gelisah memikirkan temanku di rumah dan penasaran ingin menikmati kesempatan emas ini dengan Nidar, tapi aku takut juga memulai. Nanti suaranya terdengar ketika aku berjalan ke arah pintu untuk melihat keadaan di luar rumah, walaupun aku belum bermaksud mau pulang, tapi tiba-tiba
“Dit, ndak usah kamu pulang. Bokep Montok Ia lalu kembali memperbaiki cara duduknya seolah menyadari dan menyesali sikapnya barusan itu. Namun kirimanku sudah mulai tersendat-sendat, apalagi kebutuhanku saat itu semakin besar karena selain uang kuliah, uang rokok, kontrak rumah juga jajan jika aku malas memasak sebab terlambat pulang kuliah. Bahkan karena orangtuaku belum mengizinkan aku main pacar-pacaran ketika itu, sehingga mereka berusaha memisahkan aku dengan pacarku itu, terutama ketika kami bersamaan tamat. Aku sengaja sesekali batuk, menghentakkan tubuh ke kasur dan bergerak-gerak agar Nidar terpancing mau mendahului dan mau mengerti maksudku.




















