Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Tari yg sedang digunakan untuk memijat batang penisku.“Enak kan, Sand?” Tari bertanya.Aku mengangguk. Kamu jangan macem-macem ya Sand!” kecam Tari.Aduh.., kelihatannya dia marah.“Sorry! Bokep Japan Ayo sini..!” panggil Tari lembut.Aku menurut bagai dihipnotis. Lia mengambil posisi di selangkanganku, menjilati k0ntolku. Vaginanya yg dihiasi bulu-bulu keriting nampak sdh basah kuyup. Aku butuh penyaluran dong!Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang aku paksa dia.”Tari tertawa. Tari bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Nanti Rina bingung lho!”Aku jadi tersadar. Sampai kurasakan alat kelTarinku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.“Mir… aku… udah mau.. Aku butuh penyaluran dong!Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang aku paksa dia.”Tari tertawa. Aku juga di rumah nggak ada kerjaan.”Saat itu Lia kembali dari toilet. Di jalan Tari langsung menanyaiku tanpa basa-basi.“Sand, kamu lagi butuh seks ya?”Aku kaget juga ditanya seperti itu.“Maksud kamu?”“Kamu nggak usah malu ama aku.
