Ia tersenyum kemudian menciumku dan merebahkan kepalanya di dadaku. Wanita pertama tadi hanya diam saja, meskipun raut mukanya menunjukkan kekesalan. Film Porno Daripada saya ladenin, nanti jadi makin rame saya tinggal pulang aja ke kantor. Aku.. Aku pun meraih payudaranya itu. Mulutku tetap melakukan aktivitas di bagian atas tubuhnya. Aku hanya menatap Titin dan ternyata dia cuek aja dengan tawaran GM tadi. Satu kakinya menjepit pahaku dan kaki lainnya dibuka lebar dan disandarkan ke dinding kamar. Ia sedikit meronta, tapi rasanya hanya penolakan pura-pura.“Jangan.. Aman kan,” katanya.“Nggak mau. Tangannya bergerak ke bawah dan terus ke bawah. Tangannya pun tak mau ketinggalan memegang bahkan mencengkeram keras kejantananku dari luar. Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kemudian akupun langsung menerkam tubuhnya.“Sabar sayang, buka bajunya dulu donk.” Kamipun membuka pakaian kami masing-masing. Untung dilerai sama Satpam”.Akhirnya aku tahu dia bernama Titin dan bekerja sebagai supervisor produksi di salah satu pabrik tekstil yang memang banyak terdapat di sekitar Cibinong.
