Aaah, Maaan …. Bokeb Terma kasih ya.” Iman hanya menjawab terbata-bata, …
“Saya … Saya … seneng … Hm … Bisa nyenengin bu Yuli.” Sambil membuka pintu kamar Yuli berpesan.Katanya, ….“Iya Man, tp jangan bosen ya.” Lalu tambahnya lagi, …
“Udah, sekarang kamu terusin sama Yanti sana. Malah ada rasa bangga bahwa seorang wanita cantik dari kalangan berpunya seperti Yuli telah memilih dirinya.Sesuai pesannya dua malam kemudian Yuli datang lagi ke kamar Iman. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Yuli melangkah masuk. Kenapa? Hampir seperti orang kesakitan suara Yuli mengerang-erang panjang.“Aah … Aargh … Aah, aduh enaknya … ” Seperti orang lupa diri Yuli mengungkapkan rasa puasnya dgn polos.Tp ketika Yuli sadar bahwa kedua tangan Iman sedang mengusapi pahanya yg putih mulus, ditepisnya dgn kasar.“Tadi saya bilang apa …!” Iman ketakutan, …
“Maaf bu.” Lalu perintah Yuli lagi, …
“Angkat tangannya ke atas.” Iman menurutinya, katanya …
“Baik bu.” Begitu melihat bidang dada dan buluketiak Iman Yuli kembali terangsang.Sekali lagi ia menggoyang pinggulnya dgn bersemangat, sampai ia mencapai ‘orgasme’nya yg kedua.
>