Dia tetap tenang. Vidio Porno Walau sedikit kesulitan, Kak Tina terus membaca. Lalu hidungnya mencium tangannya, aku agak heran. Di atas tempat tidur, Kak Tina sedang mengenakan baju kaos warna jingga. Kelihatannya bagus. Aku pun berdiri. “Iya Kak”, Jawabku pasrah. Kak Tina tak pernah lupa mengunci lemarinya. Muka dan kepalaku memanas. Membolak-baliknya. Hanya saja, rasanya lengket. Aku semakin berani. Aku menuju kamar. Entah ide dari mana, pelan-pelan tanganku menyentuh dadanya. Lalu berkata, “Baiklah. Saat itu sikuku menyenggol rak sepatu. Aku agak risih saat tangannya menyentuh kejantananku. Nafsunya kurasa. Aku memicingkan mata, menguceknya dengan tanganku. Antara rasa takut akan ketahuan dan kenikmatan meletakkan tanganku di atas dada seorang dara. Besok-besoknya aku tak pernah memiliki kesempatan untuk menggerayangi lemarinya. Baju kaos itupun tersingkap bagian atasnya, menampakkan dadanya yang kemarin malam aku sentuh. Memandanginya. Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. Kak Tina tampak kepanasan. Kuambil Nick Carter. Dapat kurasakan kehangatan dada perawannya. Sehingga waktunya cukup banyak untuk membaca. Setelah belasan menit melakukan itu, kejantananku menyemburkan spermaku.
