Kupikir akulah si keledai dungu itu, yang mengaku sudah pernah bercinta, ternyata seperti anak kecil di atas tempat tidur. Dengan wajah memerah, kulepaskan pandanganku dari bibir kemaluannya yang merah dan basah. Bokep Colmek Baju-bajuku masih berserakan di lantai. Aku tak tahan lagi. Kutekan pinggulku kuat-kuat ke depan. Aku malu seketika. Sedikit berdebar kemudian, saat ia merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Ia terkekeh. Setidaknya cukup untuk menghabiskan sore sambil membaca novel.”
Ia bangkit berdiri dan melangkah menghampiri stereo-set di celah rak buku. Kutekan saklar lampu. Tuduhan semacam itu tidak kusukai. Aku mundur selangkah, berusaha menghindarinya daripada melakukan hal yang tak pernah kusukai saat menyaksikan film-film blue atau mendengar cerita teman-temanku- bahkan membayangkan melakukannya saja selama ini membuatku ingin muntah. Kurasakan jemarinya menyisiri rambutku. Kedua buah dadanya terlihat menyembul dari balik bra krem yang ia kenakan. Ia tertawa. Canda dan tawa kami teruskan di sana. Tapi akhirnya kutekan pedal gas dan melajukan mobil menuju rumahku.“Well, home sweet home,” ucapku setelah menghentikan mobil di tepi trotoar. Setidaknya cukup untuk menghabiskan sore sambil membaca
>