Buru-buru aku mengambilkan air untuknya.Setelah beberapa saat, dia mulai dapat mengendalikan dirinya, lalu menatapku yang masih dalam keadaan tanpa busana. Bokep Colmek Kami berdua memutuskan untuk pulang ke rumah, berlari seolah kejar-kejaran dengan waktu jatuhnya air dari langit.Tapi baru sampai kami pada sebuah kebun pisang, hujan turun dengan lebatnya, enggak pake gerimis terlebih dahulu. Masih terlalu kecil daripada kehangatan yang selalu dan selalu Sava berikan. Membuat kami memelankan langkah kami, aku dekap tubuh Sava yang semakin lama gigilan tubuhnya semakin kencang. Aku hirup lekat-lekat aroma khas vagina yang baru aku rasakan.“Sluuurrrruuuuppppsss,” secara naluri lidahku langsung mengkuas vagina Sava, liurku seketika itu langsung berlumuran.“AAaakkkhhhhh Qora enak bangeeettt,” Sava mengerang, pinggulnya terangkat ke atas, dia memegangi kepalaku lalu mengangkat wajahku.“Kenapa Sava sayang ?”Nafas Sava tersengal, memandangku dengan penuh nafsu, “enak banget Qora, kamu pasti sering nonton bokep.”Aku hanya tersenyum, lalu kembali menjilati, Sava menggelinjang-gelinjang.

