Kuangkat lenganku dan memajukan tubuhku, berusaha memeluk dan menciumnya. Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Bokep Korea Jangan berhenti. “Thanks,” katanya sambil tersenyum. Ia menarik kedua kakinya ke atas sofa, hingga sekarang ia dalam posisi berlutut di sampingku. “Arrrgghh.” Aku sudah gelap mata. Saat aku bergerak hendak bergeser, jemarinya meraih lenganku. Yang ada hanyalah gambaran sebuah kebekuan. “U-uh. Ia melepaskan tangannya. Ajak aku ke rumahmu.” Aku terkesiap. Aku menekan pedal gas dan menyetir, tanpa sedikitpun tahu kemana aku harus menuju. “Kamu lucu.”
“Hey !” protesku. “Yah, lumayan. Ruang tamu yang semula gelap menjadi terang dan terasa hangat. Ia mendesah saat kutemukan puting buah dadanya. “Shall we dance?” katanya, membuat tawaku berhenti. “Mau kau tidur di dadaku?” kudengar ia berbisik padaku. Kuangkat kepalaku dan memandangnya. “Tidak. Aku cepat-cepat melakukan apa yang dimintanya. Kalau sampai ia turun sebelumnya, aku tak yakin akan menjumpainya lagi di lain kesempatan.
>