Sungguh kejam! Bokep Kalau tahu, aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau.Mendengar perkataanku, sesaat Rangga hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dengan manja.“Kalau kamu mau nemenin aku tripinng.. Kusiapkan wajah sesuram mungkin agar dia tahu kalau aku marah padanya. Badanku rasanya lemas semua. Dasar hidung belang!” pikirku jengkel.Aku duduk di ranjang menghadap pintu sambil menunggu dia masuk. Lalu dengan pandangan yang menyejukkan, dia mencium keningku dan pipiku. Ritme ciumannya pada kemaluanku perlahan-lahan mengendur seiring dengan tekanan yang kurasakan. Namun sekarang dia sudah biasa dan malah sering making love. Aku tidak sabar untuk membuka e-mail setiap malam. Ada setitik firasat bahwa itu adalah saat terakhir aku bersamanya. Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dengan ganas.Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku. Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras.“Lho, sejak kapan celana dalammu lepas? Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga. Kuraba dan kupegang kemaluanku.
