Kepalaku berdentum-dentum. Bokep SMA Tangannya menarik tanganku dan mengarahkannya ke tempat yang aku inginkan. Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Atau Satin? Kalau saja Mei di sampingku, pasti kepalanya sudah bersandar di bahuku, dan tangannya memeluk lenganku. Aku merasakan bahwa dia memakai BH yang berenda. tapi sweater tadi untuk maksud lain. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Payudaranya besar. dia berjalan melangkah dari depan. Gila mungkin, tapi aduuuh, memang nikmat. Aku jengkel banget.Hujan mulai turun. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Aku mengangkat tanganku, membersihkannya.Kami berdua terpejam.Pagi menjelang. Perjalanan cinta kami bisa dibilang cukup mulus. Manis juga. Ya, kearahku. Orang-orang sudah sibuk ngobrol. Langgananku selama 2 tahun terakhir.“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Kulihat tebaran warna hijau ditimpali air hujan yang begitu deras di sebelah kiri jalan tol. Mulus tak bercela. Sebuah penis kecil yang sudah amat basah.
