Aku menyusul. Bokepindo “Udah 17 tahun, udah dewasa…” “Maksud Tante, aku boleh….” “Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!”Berkata begitu, Tante Ning menerkam mulutku dengan bibirnya. Putih, besar, bulat, kencang dan padat. Tidak lama, Tante Ning keluar kamar, tapi aku tidak melihat dia membawa kado. Tonjolan toketnya yang montok menekan lembut lenganku. “Udah 17 tahun, udah dewasa…” “Maksud Tante, aku boleh….” “Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!”Berkata begitu, Tante Ning menerkam mulutku dengan bibirnya. Tante Ning langsung menggenjot cepat karena rupanya dia sudah sangat keenakan dan hampir mencapai puncak. Dengan lugu, akhirnya aku berterus terang bahwa aku penasaran. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku menyusul. Baru beberapa goyangan, tanpa dapat kucegah sedetikpun, aku “muncrat”. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Jadi, kukira wajar kalau akhirnya affair itu terjadi. Baru beberapa goyangan, tanpa




















