Mereka mengira dia famili kami. Bokep Jilbab/Hijab Saya pijat-pijat tengkuknya. Saya pura-pura menolaknya.“Sudah biar tidur sama saya saja,” kata saya.“Nanti dimarahin Ibu. Benar-benar membingungkan kan? Dia kami peroleh di sebuah penampungan PRT, semacam sebuah yayasan. Maaf, pembaca. Ahh tepatnya mendekap dia. Tidak ada yang luar biasa. Saya takut, seperti halnya kejadian saya dengan Mbak Maya dan Rosi. Saya benar-benar tergoda oleh semua yang ada dalam diri Sri. Sri berusaha mendorong keluar tubuh saya. Tampaknya berhasil. Saya merasa sangat nyaman berteman dengan perempuan-perempuan di dunia maya. Tapi kali ini saya justru menekannya. Dan, waduh. Dia tampak ragu dan bingung.“Sana ambil bantal kamu!” perintah saya.Dia beranjak. Secepat kilat saya bergeser tempat. Tapi saya takut. Maklum saya dan istri pekerja, sehingga tanggung jawab anak sepenuhnya kami serahkan ke pembantu.
