Setelah sekian lama menahan diri dan memberikan empat orgasme kepada Eksanti, kini aku membiarkan klimaksku sendiri datang menyerbu. Bokep indo Rasa geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuh Eksanti, meletup-letup seperti air mendidih. Kain tipis yang dipakai sebagai rok itu, tak mampu melindungi cahaya menerawang, memperlihatkan bayangan dua paha yang mulus. Ia merebahkan kembali tubuhnya ketika aku tidak lagi hanya menjilat, tetapi juga mengulum-ngulum “Si Merah Kecil” yang dipenuhi saos tomat, menyedot-nyedotnya seperti hendak membuatnya licin bersih. Aku mempercepat hujaman-hujaman kejantananku, tidak mempedulikan Eksanti yang sebenarnya belum lagi selesai dengan klimaks terakhirnya. Apalagi ketika lidahku bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan bagian atas kewanitaannya. Dengan cepat sosis ini aku makan pula. acchh.. Sambil mengobrol kiri-kanan, Eksanti meminta maaf kepadaku, karena ia harus kembali bekerja di pantry untuk menyiapkan makanan. Lalu aku mencium tengkuknya. Aku terus menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut hitam halus itu. Wow!Aku bagai berada di langit ke tujuh. Wow! Kacau sekali!“Oocch, Mas.. Akhir minggu itu memang hari-hari terakhir menjelang libur panjang akhir tahun, sehingga




















