Mas, telephone-nya aku bawa ke kamar dulu yaa..”, bisik Tania pelan.Ia berkata demikian karena khawatir Eni akan menguping pembicaraan mereka. Kejantananku sudah menegang setegang-tegangnya. Bokep indo Sesekali aku hanya bisa
mendengar hembusan nafas beratnya, demikian pula Taniapun hanya bisa mendengar dengusanku.“Nia, kamu masih di sana?”, aku mengawali percakapan kembali.“Iyaa.. Nyaman sekali rasanya berendam di air hangat. Sekarang sudah pukul 6 pagi”.“Kan cuma mandi?” ia menggodaku lagi.“Cuma mandi. belum kok, Nia belum ngantuk..”, jawab Nia sedikir berbohong.“Kenapa..?”, tanyaku lagi.“Abis, Nia mikirin Mas.., ‘kan mestinya hari ini udah masuk kantor”, Nia berkata dengan penuh terus terang.“Terima kasih.., kamu inget sama Mas, soalnya tadi Mas masih capek banget, jadi masih males masuk ke kantor. Mas.., sekarang tangan Nia ada di atas perut Nia”, Tania melanjutkan.“Iyaa.. Sengaja aku mempermainkan puting dan payudaranya sehingga Tania menggeliat kegelian. lalu terus naik ke atas lepitan kewanitaannya, tiba di tonjolan yang kini memerah itu.. Apakah ia sedang bersama dengan teman manajerku itu? Tania masih ingat betapa aku mengulum lembut bibir tipisnya dengan luapan perasaan yang apa adanya.
