Di rumah kami tinggal 4 orang saja. Kami saling menatap dalam keadaan bingung dan resah. Film Porno Ahhss.. Dia mulai mendesah. Di ruang tamu TV menyala agak keras. Kubiarkan meskipun dibarengi aroma bumbu dapur. Yaahh.. Kupompa maju mundur tanpa tergesa. Tapi gagasan itu belum terlaksana, karena aku masih merasa risih kalau rame-rame begitu. Ada sekitar 5 menit kunikmati asap-asap racun itu sebelum akhirnya kuputuskan untuk naik ke lantai 2 di mana kamar tidur kami berada.Pelan-pelan kunaiki tangga. Eyaahh.. Tusukk.. Keteknya dibiarkan berbulu, ah sensasional sekali. Eenaakk.. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Busseett gede juga nih punya si tua bangka. Eehhss.. Kutekan-tekan bagian bawah diriku sehingga tonjolan burungku menggesek wilayah memeknya. Lalu aku menuju dapur mengendap-endap siapa tahu istriku di sana dan sekalian mau mengambil air putih. Sulit kudefinisikan. Ohh.. “Maafkan istriku yah”Entah kenapa tiba-tiba mata kami bertatapan kembali. Paakkhh, oohh.. “Ehh.. Oohh…” desahnya berulang-ulang.Kami berdiri untuk melepas baju masing-masing setelah kubisikkan keinginanku. Rambutnya otomatis megenai hidungku. Merasa ingin selekasnya menemui mantan kekasihku, sang isteri tercinta.




















