Kamu diam saja di bawah.”
Maka aku berbaring diam. “Betul.”
“Gimana, ya Ki? Bokep Tobrut Malam Sabtu kami berangkat sore. Dinding vagina Mama yang halus dan basah itu begitu kuat menjepit kontolku lagi lubang itu seakan mengenyot batangku karena membuka dan menutup seiring irama nafas Mama. Aku duduk di kamar dengan hanya memakai celana boxer saja. Dukun itu tampak sedikit terkejut. Tapi Papa malah marah dan mengatakan aku anak durhaka yang tak mau menolong keluarga. Kedua tangannya memeluk pundakku dari luar kedua tanganku, sehingga menjepit kedua tanganku di samping tubuhku dengan telapak tangan mengarah kedepan sehingga ia memegang pundakku dari belakang. Entah aku ini senang atau tidak, namun kini, tiap kali aku lihat Mama maka aku pasti ngaceng.Hari makin cepat berlalu, aku jadi semakin kecewa. Akhirnya Mama membayar mahar sekitar sepuluh juta rupiah lalu kami pergi dari situ.
