Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Bokep Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. “Terang dingin, habis kamu bugil begini” jawabku. Pengalaman banget dia? Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. Aku menuruti permintaan Anisa. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Kata Pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. ” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu, “Tahan ya?” pintanya.




















