Setelah hari itu, selama empat hari aku nemenin Mbak Titis tiap malam. Kupandangi sejenak gundukan di depanku. Sex Bokep “Dimas Kenapa berhenti?”, ucapnya lirih seraya matanya yang sayu memandangku. Kubuka retsleting celanaku dan segera kuturunkan sedikit celanaku. Abis di kantor lagi sepi. Pada waktu itu aku masih kuliah di sebuah PTN terkenal di jogja. Rupanya Mbak Titis sudah tau kehadiranku. Mbak Titis terus mendesis sampai suatu saat Mbak Titis hampir terduduk karena menahan kenikmatan dari ciuman dan belaian di betisnya. Tapi aku suka banget ama yang segitu. Setelah bersih, Mbak Titis berdiri dan melepas headphoneku. “Hati2 pak”, sambungku lagi. “Dimas, biarin aja”, kata Bu Titis lagi. Bibirku terus bermain di bibir Mbak Titis beberapa lama. Matanya sayu menatapku. “Kapan-kapan, kalo mbak pengen, Dimas mau ya nemenin Mbak lagi?”
“Mmmmm… Siap Mbak! Bibir Mbak Titis lembut sekali, wangi dan itu membuatku semakin bernapsu. “Dikunci dulu, trus ntar kuncinya bawa ke sini ya, mas!”
Sesaat aku bingung sambil berjalan turun menuju pintu gerbang. Lalu kutusuk lagi dengan gerakan cepat.
