“Chie…” desahku, mengusap ubun-ubun kepalanya. Pahit dan menyenangkan. Bokep Live Chie melambaikan tangannya dari atas balkon. Sibuk memburu keperawanan bidadari-bidadari lugu. Menemuiku dan meminta maaf?”
Kutatap mata Jay, mencoba menyelami perasaannya, sama seperti dulu. Siapa suruh diam,” kataku setelah mendudukkan diriku di sampingnya, dan menyimpan bungkus rokok itu di tempat yang aman.“Ah, Ray,” Chie mendesah. Aku sendiri juga heran, kenapa setelah saat itu Chie tidak mengandung anakku. Jay menolehkan kepalanya ke arah mobil. Dan aku tak bisa menolak ketika Chie mulai menciumi leherku dan membuka retsleting celanaku, menelanjangiku, membiarkanku mendesah saat jemarinya menyentuh batang kemaluanku. Chie mendekap mulutku dengan bibirnya, menjatuhkanku di samping tempat tidur. “Cukup segitu?”
Jay terdiam. “Hanya maaf?” Jay tertawa. Hahahaha…”
Tapi Chie hanya terdiam, memeluk kedua lututnya. terima kasih,” suaranya terdengar sendu, “Kamu?”
“Aku sudah menimbang-nimbang,” jawabku. Hahahaha…”
Tapi Chie hanya terdiam, memeluk kedua lututnya. Menemuiku dan meminta maaf?”
Kutatap mata Jay, mencoba menyelami perasaannya, sama seperti dulu. Masih banyak gadis untukku. Erangan dan desahan nafas kami terdengar memenuhi ruangan. Bukan gadis yang berhak masuk dalam katalogku.




















