Nia menarik punggungnya ke belakang, meletakkan tangan kanannya di atas sandaran kepala bangku depan, dan menggoyang-goyang pinggulnya yang menduduki batang kemaluanku. Bokep Mom Hah? “Eh.. Kutekan terus batang kemaluanku berusaha menembus “apapun” juga yang menghalangi pergerakannya saat itu. “Jalan yuk.”
“Hah.. Nikmat! “Arrgghh..”
Kusentakkan pinggulku ke atas, membuat tubuh Nia terangkat sejenak, spermaku menyembur entah kemana. “Ray, aku tidak mau begini.”
“Nia, please..” kukecup bibirnya, sama sekali tidak merasakan penolakannya. “Ma.. Shit! aku juga minta maaf..” Akhirnya siasat ini memang tak pernah gagal.Nia diam saja saat aku membalikkan tubuhku dan mengecup bibirnya. Obat sialan. “Eh.. Mau kemana?”
“Curhat saja, aku pingin refreshing,” sahutku sok sedih. hh..” Dengan gerakan halus kutarik celana dalamnya menelusuri pahanya, betisnya, menikmati geliatnya di tindihanku. “Bentar saja..” sahutku, dan langsung mengambil kunci mobil dan tanpa menunggu seruan mamaku, aku membawa mobil papa keluar rumah.Di jalan kutenggak teh pahit yang selalu kubawa di saku jaketku.
