Mendadak jari tanganku dingin semua. Bokep Indo Live ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi kebalik ruangan ke meja depan ketika ia menerimakedatanganku.Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruangsebelah. Kerjaan hari ini sudahkugarap semalam. Bodoh, bodoh, bodoh. Tapi sayagerah. Sial. Apalagiyang dapat tertinggal? Sengaja kuperlihatkanagar ia dapat melihatnya. kataku memelas, yasebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan dudukdi tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Bodoh, bodoh, bodoh. Akumengikutinya. Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satuangkot dengannya. ujarnya.Aku makin bersemangat, makin membara, makinterbakar. Kulihatdi bawahku ada kain, ya seperti saputangan.Itu kali Mbak, kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika iamembersihkan paha bagian bawah. Iamembersihkan punggungku dengan handuk hangat.Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Atau janganjangan ia juga disuruhibunya bayar arisan. Suara pletakpletok mendekat.Ayo tengkurap..! Aku meringismenahan sensasasi yang waow..! Lihatlah, masak ia begitu berani tadimenyentuh kepala Junior saat memijat perut. Iamenikmati, tangannya mengocok Junior.Besar ya..? Mbak Wien sudah turun. Ah. Hap. Tapi belum tersentuh kepala juniorku.Sekali. Ke bawahlagi: Tidak. Tunggu apa lagi.




















