Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya-dan di pikiranku juga. Bokep China Kurasakan kehangatan kulitnya dan kelembutan tubuhnya membuatku nyaman. “Apa yang lucu?” tanyaku. Ia menjambak rambutku. Aku malu seketika. Ia membalikkan tubuh dan membungkuk. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. Jalanan tampak lengang. Tak heran, ini sudah pukul setengah satu pagi, dan menjelang hari raya, nyaris semua orang pergi berlibur. “Yah, lumayan. Aku baru sadar, bahwa jarak antara wajahku dengan wajahnya hanya sekitar tiga puluh senti. Jemarinya bergerak sedikit lebih cepat, membuatku mengerutkan wajah, menahan nafsuku sendiri. “Hey, jangan cemberut begitu. Rasa lemon bercampur aroma wewangiannya. Setelah itu keheningan kembali di antara kami. “Aku…aku ingin melihat..,” bisikku tanpa memandang wajahnya. Geliat dan keringat yang bercampur. Saat ia melepaskan bibirnya dari bibirku, kutatap wajahnya dengan perasaan tak karuan. Lengannya terulur meraih pundakku. Aku tak tahan lagi.
