Membasahi Wajah Ibu Mertuaku Dengan Cairan Panasku

“Ayo sini tante lanjutin mijitnya. Meskipun masih merasa malu, namun aku agak tenang karena kata-kata Tante Ani sama sekali tidak menunjukkan sedang marah.“Kata Agus, kamu mau pertandingan sepakbola di sekolah ya?” Tanya Tante Ani.“Eh, iya tante. Bokepindo Untung Bibi segera datang membawa secangkir teh hangat, sehingga rasa jengahku tidak berkepanjangan.“Mas Didik, silakan tehnya dicicipin, keburu dingin nggak enak,” kata bibi sambil menghidangkan teh di depanku.“Makasih Bi,” jawabku pelan.“Itu tehnya diminum ya, tante mau mandi dulu.. tante,” akhirnya aku menuruti panggilan Tante Ani, dan bergegas masuk mobil.“Nah, gitu. Aku hanya bisa terpejam sambil mendesis-desis keenakan. Gundukan di selangkangannya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat nampak benar menantang, seperti menyembul didukung oleh kakinya yang masih menjuntai ke lantai. saya nggak pernah ngasih tahu siapa-siapa,” kataku.“Memang kamu belum ngasih tahu, tapi kalau ditanyain terus-terusan bisa-bisa kamu cerita juga,” katanya lagi sambil sesenggukan. Dan Tante Ani menepati janjinya. Tangannya mulai membuka kancing baju seragam SMU-ku, kemudian dilepasnya berikut kaos dalam ku.

Membasahi Wajah Ibu Mertuaku Dengan Cairan Panasku

Related videos