“Mmhh..ssllpp..aahh..mm..” berisik sekali kami berciuman. Bokep Colmek Tampaknya wanita itu mulai tak kuasa menahan birahinya yang semakin memuncak. Ups.. Entah kemana perginya Fanny. Satu jam kemudian Tante Wiwin baru datang melengkapi kenikmatan kami. Aku merasakan rembesan lendir yang cukup deras dari dalam sana. Jari tengahku yang kini sudah dibantu jari manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin. “Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Tante Wiwin tersenyum melihat ekspresiku yang mengejang menahan nikmat. Tadinya mereka ingin memeliharaku sebagai gigolo, namun aku menolak karena aku melakukannya bukan untuk uang dan materi, tapi untuk kesenangan saja. Akhirnya kami klimaks bersama-sama. Wanita itu menumpahkan teh yang akan dituangnya ke cangkirku tepat di celanaku bagian pangkal paha. Tanpa ampun lagi batang penisku yang sudah mulai mengeras itu berdiri tegak seolah menantang Ci Linda untuk menikmatinya. Tante sih numpahin..” jawabku setengah bercanda. kenyal sekali. Ya gimana nggak keras sedari ngobrol tadi mataku tak lepas dari bahu Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci Linda yang putih.




















