dengan segera aku berdiri dan berbisik padanya,“Nikmati aja Ninis sayang.. beberapa tetes mengalir dri sela-sela mulutnya.. Bokepindo di tempat serem gini pula.” katanya
“Sini deh” aku coba merangkulnya “selama ini aku naksir ma kamu tau nggak” katakuDia pun menyahut“Iihh apa-apaan sihh.. tiba-tiba Ninis meronta seakan ingin melepas kocokkan penisku di meqinya sembari berkata..“Mass.. sudah lebar.. tadi perih karena punya pacar Ninis nggak sebesar ini.. Ninis mudah horny.. dan ancaman yang sama… … walaupun sudah nggak rapat lagi dan terasa longgar..“Auuhhh.. ternyata benar kata Rio.. entah itu di tempat kostku, bahkan aku sudah nggak than.. nggak mau Ninis belum pernah mass.. dan perlahan kemudian ku lepaskan..“Baik mas, Ninis mau, tapi plisss banget jangan bilang ke pacarku..”“Nah gitu dong” jawabkuSegera ku singkapkan kaosnya ke atas dengan sedikit kasar.. bibir meqinya pun sudah menghitam dan melebar kesamping.. mas pelan-pelan..” katanya“Emang kamu masih perawan? ohh Ninis mendesah.. dan ternyata temanya yang menelpon.. Ninis pun mEnjawab dengan gelengan kepala, karena mulutnya masih ku bekap.. Ninis mudah horny..
