Sudah waktunya untuk menelanjangi gadis imut yang sudah pasrah ini, pikir Jajang. Kedua kaki Dinda semakin kencang menjepit kepala Jajang dan tetap berusaha mendorong kepala Jajang. Bokep Arab Ancaman Jajang tadi benar-benar efektif menurunkan mental gadis cantik itu. Wajah Dinda menjadi merah padam mendengar ucapan Jajang tadi. “iya, non..abisnya bau sih hehe”. Sambil mengelus-elus paha Dinda, keduanya memperhatikan alat kelamin Dinda seperti benda pameran seni. Dia terlalu asik mendorong penisnya masuk ke dalam lubang anus Dinda yang sempit luar biasa. Kemarin-kemarin, Dinda bingung dengan remaja putri yang sudah tak perawan lagi. Meskipun, Dinda belum pernah ‘nyerempet’ hal-hal berbau sex, tapi dia tahu, dengan 2 pria yang memandangnya dengan tatapan ‘pemburu’ seperti tadi, pastilah berbahaya untuknya yang tak ayal satu-satunya wanita yang ada di rumah sekarang. Setiap pria langsung memandanginya yang terus berlari. “emmpphh sllpphhh sllphhh”. Selangkangan Dinda pun sudah basah kuyup dengan air liur Jajang. “memek non wangi banget..”, puji Jajang yang sangat menyukai aroma vagina Dinda yang memang sangat harum itu.
