Lumayan juga penghasilanmu.”
“Cukup untuk seorang diri.”
“Let’s see. Bokep China Ia menatapku. Kuturunkan tubuhku dari sofa, lalu berlutut di samping tubuhnya yang terlentang. Ia meraih tangan kananku, dan meletakkannya di permukaan bulu kemaluannya. “Hey, jangan kasar-kasar.”
“Maaf..maaf…,” ucapku terbata-bata. “Aku..ah… maafkan,” bisikku setelah sadar bahwa aku terlalu cepat baginya. “Kamu begitu kikuk. “Nice,” ia berbisik di pipiku. Kupejamkan mataku, menghisap buah dadanya, dan memainkan jemariku. “Tidak apa-apa. Ia lalu meraih leherku, melingkarkan kedua betisnya di pinggangku. “Kurasa juga demikian. Tapi pandangan matanya membuatku terpaku. Berantakan. Benar rupanya, kau tak bisa berdansa.”
Aku mendengus malu. Baju-bajuku masih berserakan di lantai. Dengan jemariku, kuraba bulu-bulu kemaluannya yang tersusun rapi. Ia tertawa. Ia menekan tubuhku hingga merapat ke tubuhnya. “Tunggu,” katanya sambil tersenyum. Kupikir akulah si keledai dungu itu, yang mengaku sudah pernah bercinta, ternyata seperti anak kecil di atas tempat tidur.




















