Kelvin masuk, menutup pintu dan mengunci. Bokep Jilbab/Hijab “Ngapain dia mau ikut-ikut bayar”, pikirku. Kepalaku menggeleng-geleng. Aku berucap,
“Inilah gaun yang kupilih.”
Sepertinya dia tidak tahu mau bicara apa. Ini pertanda kira-kira nafsu seks-nya juga besar dalam kamusku.Sepanjang makan siang, tidak sekalipun dia menyinggung soal pacarnya. Aku marah dan pergi meninggalkan rumahnya. Aku memang tidak punya perasaan khusus untuknya, kami bahkan baru kenal, tapi.. Tapi ternyata aku harus menunggu lama sekali di lobby. Sorenya aku ditelepon, katanya sudah beres dan bisa dijemput. Aku memang sudah nafsu sekali, aku sudah siap sebenarnya… dia malah masih berpakaian utuh. Sekarang setelah bertemu satu kali saja, dia sudah mulai menggerayangi tubuhku. “Khristi di sini.”
“Hai Khristi. Tetapi baru saja aku menyetujui ajakan lunch-nya. Pokoknya kalau di jari manis kita belum ada cincin, pasti dikejar terus.
