Ia hanya memandangku dengan matanya yang sayu. “Tapi janji ya cayang, ntar puasin Maria Ozawa lagi?” ia menjawab dengan nada manjanya juga. Bokeb “Ayo In-san, jangan diem aja… In-san …Ahhhh…Ahhh, entotin Maria Ozawa In-san …” Pantatnya semakin kencang di hujamkan kebelakang sampai terdengar keras bunyi pantatnya yang beradu dengan pahaku. Malah sekarang ku angkat tubuh Maria Ozawa dan kurapatkan dengan dinding toilet, “Jangan In-San…Maria Ozawa masih capek!”, namun semakin cepat sodokan penisku, gairah Maria Ozawa pun menjadi tinggi kembali. Aku sengaja nggak pakai celana dalam” katanya sambil tertawa kecil. “Pengen dipejuin yah teteknya!”
“Iyahhhhh…mau peju ****** In-san..”
“Isepin yang enak say, ntar keluar pejuhnya.”
Maria Ozawa semakin bersemangat memainkan kemaluanku. Entah berapa kali penisku berkedut-kedut memuntahkan isinya, aku sendiri tidak mencoba menghitungnya karena kehangatan menjalar disekujur badan membuatku tetap diam merasakan puncak orgasmeku tadi. Kemungkinan semua orang telah tertidur.Kali ini kepala Maria Ozawa sudah bergerak maju mundur mengocok kemaluanku. Aku pun mendesah keenakan. “Iya-lah, biar enak nanti pas digesek jembutmu!”. Akhirnya kujawab pertanyaan Maria Ozawa dengan jujur “Hehehehe..
