Ningsih duduk di atas ranjang di sebelah tubuhku. “Hih! Film Porno Wajah Ningsih kembali memerah, “Eh… katanya sakit ya Ndoro..? Iya nggak?”
Ningsih hanya tersenyum malu.“Aaah! Sambil menyibakkan rambutnya, gadis itu sedikit terbelalak melihat besarnya kejantananku. Aaa… aauuhh! Merasa kejantananku sudah cukup gagah, kusuruh Ningsih mengambil pisau cukur di atas meja, lalu kembali ke atas ranjang. Rasanya seperti ingin pipis tapi nikmat luar biasa membuat Ningsih tidak sadar memekik-mekik manja. Sambil tanganku mengelus-elus kedua paha Ningsih yang terkangkang, aku menggoda, “Kalau sama Ndoro, Ningsih ngasih yang beneran atau cuma diemut..?”
Pipi Ningsih kini merah padam, “Mmm… memangnya Ndoro mau sama Ningsih? lagiii… iih..!”
“Yang ini ditahan dulu..! “Mau pipis Nduk..?” tanyaku pura-pura kesal. Aduu… uuhh… sakit Ndoro! “Hih! Tersipu-sipu Ningsih membuang wajah dan menutupi payudaranya dengan telapak tangan. Perlahan Ningsih berlutut di sisiku, meraih kejantananku dan mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Sementara jemari lentik Ningsih memijati punggung, kutanya, “Nduk, kamu sudah punya pacar belum..?”
“Disini belum Ndoro…” jawab gadis itu. Oooh..! Rasanya sebentar lagi gadis itu mau pipis untuk ketiga kalinya.




















