Membuang napas. Bokep Crot Garis setrikaannyamasih terlihat. Untung ada tissue yang tercecer, sehinggaada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabargembira dari wanita yang menunggu telepon. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruhbayar arisan.Mbak Wien.., gumamku dalam hati.Perlu tidak ya kutegur? Di mana? Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.Besok saja Sayang..! Ketika Si Junior melemah ia seperti tahubagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagianpangkal paha. Tapi ia masihberjongkok di bawahku.Yang ini atau yang itu..? Hap. Tapi ia dingin sekali. katanya.Halo..? Astaga. Bibirku melumat bibirnya.Jangan di sini Sayang..! Nampak ada perubahan besar pada Wien. Apakah suarakumengganggu ketenangan mereka?Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supirmenggerutu sambil memberikan kembalian.Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat.Satu dua, satu dua. Tetapi eh.., diamdiam iamencuri pandang ke arah juniorku. Baunya memang agak lain,tetapi mampu membuat seorang bujang menerawanghingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.Dik.., jangan dibuka lebar. katanya menggoda, menunjukJuniorku.Darahku mendesir. Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut.Tetapi, aku harus berani. Sial.




















