Sialan.. Masih mau lagi? Bokepindo Mengingat hal ini, perutku semakin mual tapi tetap kuteguhkan tekadku.Aku agak “terhibur” saat tangan Dion yang penuh bulu itu mulai ikutan menyentuhku, mengelus punggung,
rambut dan meremas remas buah dadaku dengan lembut, jauh lebih lembut dari Pak Taryo. “Ada perubahan, udah
sana pergi, dia tak mau membuang waktu”Segera kukenakan kembali pakaianku, dengan make up sekedarnya akupun menuju kamar yang dimaksud. “Sialan” umpatku dalam hati, kutatap matanya tapi dia
membalas tatapanku dengan sorot mata penuh kemenangan menggoda.Pak Taryo menghentikan cumbuannya, menatapku seakan meminta persetujuan, aku diam saja, tak sanggup
untuk meng-iya-kan, padahal sebenarnya memang tugasku.“Itu para cewek di Dolly atau Tandes aja bisa melakukan, masak Lily yang terkenal itu nggak mau sih,
lagian Dion juga ingin melihat bagaimana pintarnya kamu setelah kubilang kalau kamu lebih pintar karaoke
dari pada aku” lanjut Ana dalam bahasa jawa.Aku semakin jengkel tapi merasa tertantang saat dibilang Dion ingin melihat kemahiranku, entah kenapa
seakan aku ingin membuktikan dihadapan Dion bahwa aku lebih hebat dari Ana.Kuminta Pak Taryo berdiri, penisnya tepat berada didepanku, kupegang dan kuremas




















