Di sini manteranya kuat sekali. Ke ini, tempat pipis saya. Bokeb Nah, tiba-tiba ada pikiran licik di otakku. Ia berdiri di depanku, tetap dgn sangat hormat. saakiit Kakek..” aku cepat-cepat melumat bibirnya, agar teriakannya tidak berkembang menjadi raungan.. Kakek harus mencoba cara yg lebih kuat. Lembut dan hangat. Aku semakin tenggelam dalam permainan yg penuh nafsu ini. Waa..nafsuku semakin meningkat tajam. Satu senti..dua senti.. Erangannya semakin keras (untung saja suara TV di luar sangat keras dgn lagu dangdut, moga-moga erangannya tidak ada yg mendengar). Kurasakan puting itu semakin membesar dan mengeras. Kuelus rambutnya yg sekarang tampak awut-awutan. Kemudian aku menghela nafas dan berkata:
“aku juga harus melakukan yg sama Cah Sara. Aku meloncat berdiri, diikuti si Juminten yg juga terlonjak kaget mendengar bentakanku:
“Kakek.. Kini kulepaskan hisapanku di susunya dan bertanya (pasti suaranya sudah tidak tampak berwibawa lagi, tapi penuh nafsu):
“terus, habis cium susumu, dia cium lagi di sini ya?” tanyaku, sambil menunjuk pada kemaluannya: “i..




















