Ketika saya terlena menatap kakinya, tiba-tiba saya dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..“Jhony, saya merasa bahwa kamu sering melirik ke arah betisku. Bokep Family Ada segaris kebasahan terselip membayang di bab tengah segitiga itu. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.Aku merinding. Sambil melepaskan sepatu itu. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.“Periksalah, Jhony. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum bandel sambil mengusap-usap rambutku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.Kepala Mbak Lia terkulai di sandaran kursinya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Mengapa?”Aku membisu. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.“Suka Jhony?”“Hmm.. Tarikan perlahan itu tak bisa kutolak. Aroma yang sedikit menyerupai daun pandan tetapi bisa membius saraf-saraf di rongga kepala.“Suka Jhony?”“Hmm.. Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus.




















