Sambil buang air kecil, aku berpikir untuk mengajak Nidar pulang saja tanpa harus menunggu hingga selesainya cerita film itu, karena kami juga tidak konsentrasi lagi nonton.“Dar, kita pulang aja yuk, filmnya kurang menarik. Bokep Entah, mungkin sengaja karena ia menunggu kedatanganku. Usahaku tidak sia-sia karena batangku sudah masuk 80 %, bahkan 100% ketika berulang-ulang aku hentakkan pantatku ke lubangnya dan terdengar bunyi indah dan menarik dikeheningan malam buta yang diiringi hujan deras. Mereka masih berdiri berhadap-hadapan karena kami tidak mempunyai kursi sama sekali di rumah itu.Lampu yang kami gunakan untuk belajar setiap malam di rumah kost itu, bukan dari listrik, melainkan lampu sumbu yang terbuat dari kaleng susu, yang terletak menyala di lantai. Tak terasa hidangan di depan kami habis kami lahap. Aku lalu putuskan merangkul lehernya, lalu melayani ciumannya, terutama ketika ia masukkan lidahnya ke mulutku, akupun menyambutnya dengan lahap sekali.




















