Lalu turun ke perutku. “Sering-sering ke sini ya,” Lagi-lagi ucapan basa-basi yang standar. Vidio XNXX 150.000 sejam”. Yang bergaun coklat tua itu… hmmm… Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus. Aku berhasil menahan diri. “Terus?”
“Pokoknya Mas ditanggung puas.”
Iya puas, tapi “You aren’t my type” kataku, dalam hati tentu saja. Untung saja baru kemarin Aku “keluar”. Rupanya jendela ini tempat mengintip ke ruangan besar di baliknya. Mulutku langsung menuju belahan buah dadanya. Bagiku, indikasi dada montok adalah punya “belahan” atau tidak. Rasanya Bung! Tak sulit menemukan tempat ini. Yeni menuruti komandoku. Si Rambut panjang bangkit dan menuju pintu. Yeni menumpahkan minyak di telapak tangannya lalu mengoleskan di kedua buah dadanya. Kudengar ada sedikit nada kecewanya (Tolong Mas Wiro, pilih yang mana nih?)
“Kok gak ada tamu lain, sih?” tanyaku sekedar menetralkan. Apalagi nampaknya Yeni mengkonsentrasikan tekanan dadanya ke penisku. “Yeni mandi dulu ya Mas.”
“Ya, cepet ya.”Keluar dari kamar mandi Yeni berbalut handuk.
