Begitu Ita kududukkan di amben maka saya sembari nyopoti kaus yang kupakai, celana dan CD-ku sekaligus tanganku nyomoti bukit indah itu, pokoknya refleklah saudara-saudara!Tanpa sadar tangan saya mencoba mencopot CD terakhir Ita, Dia makin melenguh panjang pendek
” Hhhss, hhss, hhss. Ita makin merintih, ketika puncak bukit itu tertekan dadaku. Bokep Tobrut ” Aahh! Dia terdiam saat itu, tapi menjulurkan kepalanya ke arahku. “Wah-wah-wah, kesempatan nih..?” pikir saya dalam hati. Tapi ternyata ada penolakan dari Ita. Saat itu jam dua siang, tapi cuaca yang mendung kelihatan seperti sudah jam enam petang. Saya tidak jadi ambil gelas tapi malah parkir di bukit indah itu, yang kemarin ketika saya pegang dia berteriak, tapi sekarang malah merintih.Tiba-tiba saja Ita langsung mendekatiku dan segera menempelkan badannya pada badanku.
