Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Bokep Crot Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. ” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Anisa menuntun ‘Mr. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Romantis sekali tempat kami itu. Penny’, dia kan belum nikah? Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu.




















