Terhenti karena aku tak ingin melakukan kesalahan apapun. Bokep Family Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya-dan di pikiranku juga. Tapi pandangan matanya membuatku terpaku. Ia lalu meraih leherku, melingkarkan kedua betisnya di pinggangku. Ia menuntun tanganku hingga melingkar di pinggangnya, lalu kedua lengannya sendiri memeluk leherku. Kupandang ia dengan hasrat yang menggebu. Kedua buah dadanya terlihat menyembul dari balik bra krem yang ia kenakan. Aku mendiamkannya. Kuangkat kepalaku dan memandangnya. Ia tersenyum menatapku, lalu jemarinya bergerak menuju kancing-kancing bajunya. Kedua lengannya terbuka saat aku berhadap-hadapan dengannya. Jangan berhenti. Lengannya terulur lagi, kali ini menarik zipper celanaku ke bawah. Mataku berkunang- kunang beberapa saat kemudian. Justeru bulu kudukku meremang. Ia mengerang lagi. Nafasku tercekat saat ia melepas baju putih tipisnya. Ia menoleh, alisnya berkerut saat memandangku. Aku merasa malu sendiri. Aku merasa malu sendiri. “Ada apa?” tanyaku. Kurasakan kehangatan kulitnya dan kelembutan tubuhnya membuatku nyaman. “Kamu mau kemana ini?”
“Tak tahu,” kataku.




















