Kami tersenyum. Vidio Sex Saat itu Suti yag sudah lincah dan pintar mulai mengelus-elus kontol Amir. Ibu pun berjongkok. Aku juga diam.Aku membuang jaring ke laut dan ibu ikut membantunya melepas jaring-jaring itu. Suti memelukkan kedua tangannyake tengkukku dan mulai menempelkan bibirnya dan lidah kami kembali bertautan. “Aku bahagia sekali. “Kedatanganku menggangu ya?” sindir ibu. Kami naik ke perahu.Layarakecil, kembali kami pasang agar tak perlu mengkayuh. Aku mengikutinya. Adikku melakukannya. “Kalau kamu gak mau telan, ya dibuang saja,” kataku. Begitu nasi masak. Aku memasang layar. Sutinah diam dan kembali mendesah-desah. Ibu langsung ke dapur menemuiku dan memelukku. Kami bangun, mencuci muka dan membuka pintu. Suti lalu memelukku dan menyandarkan kepalanya dibahuku dengan manja. Aku melihatnya ke belakang. Ayah sedang sakit. Perahu melayu agak kencang, karean angin yang hidup menolak kami ke darat. Kami pun mengangkatnya. Lama-lama jadi besar?” kata adikku. Kalau aku bernyanyi-nyanyi, itu pertanda ada orang. Ibu duduk di dekatku. Maklum anak pertama. Ayah diundang oleh calegnya. TBC, masih bisa disembuhkan, kata mereka.










