Dengan merah padam dan terheran-heran Ayu mulai bicara dan menceritakan apa yang sedang dialami dan itu pun persis dengan hasil analisaku tentang dirinya. Bokep Jilbab/Hijab Hal ini kusadari sejak remaja. Sampai saat ini aku tidak terlalu ambil pusing dengan kebisaanku, yang penting orang itu bahagia atau senang bila aku beri jalan keluar, yah sudah aku pun senang tanpa pamrih apapun.“Aku panggil mbak atau apa nih supaya kita dapat berbicara lebih santai?”“Yah Ayu saja…” sambil dilulurkan tangannya padaku.Tanpa kusadari aku balik telapak tangannya kemudian aku bicara tentang garis hidupnya dari nasib, rejeki, jodohnya. Tangan kananku menjelajah hutan belantara yang belum dilalui proses melahirkan. Masalahnya setelah beberapa jam berjalan perutku merasa lapar. Yah… buat menghilangkan pusing eh malah pusing. Kakinya sedikit aku renggangkan. Aku angkat tubuhnya kedalam kamar kemudian aku kunci. Aku sudah tidak tahan lagi…”Beberapa detik kemudian tubuh kami saling berpelukan dengan erat dan sedikit mengejang satu sama lain sehingga seolah-olah dunia melayang jauh entah ke mana seperti mimpi yang tak terbatas.
