Lidahku masuk ke dalam rongga mulutnya, bergerak ke kiri kanan tetapi tidak mendapat respons dari lidahnya. Vidio Bokep Dia memandang padaku dengan polos: “Sudah, Mbah” katanya. Rasanya aku tidak pernah lihat dia sebagai warga sekitar sini. Dengan terseok-seok aku berdiri dan menuju pintu, membukanya dengan malas. Tubuhnya yang tadinya kaku seperti kayu, sekarang terasa melemah. Jangan takut, memang supaya melawan ilmu hitam ini lakunya harus begitu”, ia tersengal sengal: “Ing..inggih Mbah..” Katanya. Aku menelan ludah. Kupicratkan air kembang ke buah dadanya, dan dengan lagak sok yakin kupegang kedua bukit indah itu. mbaah.. gelii sekali.. Untunglah semua sudah berakhir.”
Dia mengangguk, wajahnya tetap menunduk: “matur nuwun, Mbah.” Katanya: “Berapa saya harus bayar Mbah?” aku tergelak: “wis, wis, bocah ayu, Mbah nggak minta bayaran kok.
>