Kamar di rumah kakek memang hanya dua, berhadap-hadapan, walau kamar kakek sedikit lebih besar.Akhirnya, aku lalui hari-hari bersama kakekdan mbak Darsih dengan penuh suka cita. Aku lahir dari keluarga yang sederhana, di sebuah desa yang masih dipenuhi persawahaan dan semak belukar. Bokep Jepang Saat itu aku kelas tiga SD. Sedangkan kakek dan mbak Darsih tetap di kamar depan, bersama anak-anaknya yang masihkecil. katanya. Tapi kakek melarang, katanya: mending kami ditinggal dulu, karena ayah belum benar-benar mapan, sayang kalau buang-buang uang untuk biaya kami pindah sekolah. Selama kepergian ibu, mbak Darsih lah yang ganti menjagaku. Kakek sempat murung dan berubah jadi pendiam selamabeberapa bulan. Memang harus istirahat dulu. Alasan kakek cukup masuk akal. Kegelapan terlihat dimana-mana, hanya lampu-lampu minyak yang menyala,atau kadang juga petromak yang menjadi penerang bagi warga kampung yang letak rumahnyapun tak begitu berdekatan. Saat dia mencuci, aku sering kali membantunya menimba air, hal yang memang sudah rutin aku lakukan kalau mencuci bersama ibuku.




















